Pages

Subscribe:

Rabu, 26 Maret 2014

berpikir dan bernalar

Tugas Softskill Bahasa Indonesia 2
Berpikir dan Bernalar

Nama : Abdan Tamimi
NPM : 10211008
Kelas : 3EA12

·       Pendahuluan
Sekilas, jika kita menemukan istilah berpikir dan bernalar, secara mentah kemungkinan kita akan menganggap bahwa definisi dari keduanya adalah sama. Padahal jika kita telusur lebih jauh, kegiatan berpikir dan bernalar adalah berbeda. Walau keduanya sama-sama kegiatan yang menggunakan otak sebagai alat proses, namun menganggap dan memutuskan bahwa kegiatan berpikir dan bernalar adalah sama, rasanya masih kurang tepat. Kurang tepat seperti saat kita beranggapan bahwa kegiatan makan dan minum adalah sama. Padahal belum bisa dikatakan sama karena masih terdapat perbedaan mendasar yang bisa menjadi pembeda dari dua kegiatan yang memiliki hubungan erat satu sama lain tersebut.
·         Berpikir dan Bernalar
Berfikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak. Kegiatan berfikir juga melibatkan seluruh pribadi manusia dan juga melibatkan perasaan dan kehendak manusia. Memikirkan sesuatu berarti mengarahkan diri pada objek tertentu, menyadari kehadirannya seraya secara aktif menghadirkannya dalam pikiran kemudian mempunyai gagaan atau wawasan tentang objek tersebut.
Berfikir juga berarti berjerih – payah secara mental untuk memahami sesuatu yang dialami atau mencari jalan keluar dari persoalan yang sedang dihadapi. Dalam berfikir juga termuat kegiatan meragukan dan memastikan, merancang, menghitung, mengukur, mengevaluasi, membandingkan, menggolongkan, memilah – milah, atau membedakan, menghubungkan, menafsirkan, melihat kemungkinan – kemungkinan yang ada, membuat analisis dan sintesis, menalar, atau menarik kesimpulan dari premis – premis yang ada, menimbang dan memutuskan.
Kegiatan berfikir, biasanya dimulai ketika muncul keraguan dan pertanyaan untuk dijawab atau berhadapan dengan persoalan atau masalah yang memerlukan pemecahan. Kegiatan berfikir juga dirangsang oleh kekaguman dan keheranan dengan apa yang terjadi atau dialami. Dengan menimbulkan pertanyaan – pertanyaan untuk dijawab . jenis, banyak, sedikit, dan mutu pertanyaan yang diajukan bergantung pada minat, perhatian, sikap ingin tahu, serta bakat dan kemampuan subjek yang bersangkutan.
Setiap individu pasti memiliki cara berfikir yang berbeda. Perbedaan dalam cara berfikir dan pemecahan masalah merupakan hal yang nyata dan penting. Perbedaan ini mungkin sebagian disebabkan oleh factor pembawaan sejak lahir dan sebagian lagi berhubungan dengan taraf kecerdasan seseorang. Namun, jelas bahwa proses keseluruhan dari pendidikan formal dan pendidikan informal sangat mempengaruhi gaya berfikir seseorang di kemudian hari, di samping mempengaruhi pula mutu pemikirannya ( Leavitt, 1978 ).
Menurut Sudarminta, bernalar adalah kegiatan pikiran untuk menarik kesimpulan dari premis-premis yang sebelumnya sudah diketahui. Bernalar dapat mengambil bentuk induktif, deduktif, dan abduktif. Penalaran induktif merupakan proses penarikan kesimpulan yang berlaku umum dari rangkaian kejadian yang bersifat khusus. Penalaran deduktif meliputi penarikan kesimpulan khusus berdasarkan hukum atau pernyataan yang berlaku umum. Sedangkan penalaran abduktif (sebuah istilah yang diperkenalkan oleh Charles S. Pierce) merupakan suatu penalaran yang terjadi dalam merumuskan suatu hipotesis berdasarkan kemungkinan adanya korelasi antara dua atau lebih peristiwa yang sebelumnya sudah diketahui.
            Kegiatan bernalar merupakan aspek yang penting dalam berpikir. Akan tetapi, dengan menyamakan antara kegiatan berpikir dan bernalar, menurut Sudarminta, merupakan suatu penyempitan konsep berpikir. Penalaran sebagai kegiatan berpikir logis belum menjamin bahwa kesimpulan yang ditarik atau pengetahuan yang dihasilkan pasti bernilai benar. Walaupun penalarannya sudah sesuai dengan asas-asas logika, kesimpulan yang ditarik bisa saja salah disebabkan adanya kesalahan pula dalam premis-premis yang diambil sebagai dasar penarikan kesimpulan.
            Dalam bernalar, belumlah ada istilah benar dan salah, melainkan hanya betul atau keliru, sahih atau tidak sahih. Tolak ukur penilaiannya adalah asas-asas logika atau hukum penalaran. Tetapi jika kegiatan berpikir dimengerti secara luas dan menyeluruh, mulai dari penerapan indrawi, konseptualisasi atau proses pemahaman atas data yang diperoleh, serta berakhir dengan penegasan putusan,  dapat saja kita bicara tentang benar-salah dalam berpikir. Penalaran yang betul merupakan unsur yang amat penting dalam kegiatan berpikir, dan dapat menunjang kegiatan berpikir yang benar.


            Kegiatan bernalar meliputi beberapa tahapan. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
·         Mengerti: tahap ketika seseorang memahami segala aspek dari objek yang diamati.
·         Memutuskan: menetapkan kesimpulan sementara berdasarkan fakta-fakta yang ada (hipotesis nol).
·         Menyimpulkan: memberikan kesimpulan yang pasti mengenai objek yang diamati setelah fakta-fakta yang ada diuji kembali kebenarannya.

SUMBER
http://amandapraharani.blogspot.com/2014/03/tugas-softskill-bahasa-indonesia-2.html

http://srinurjanahapriani.blogspot.com/2014/03/berpikir-dan-bernalar.html