Pages

Subscribe:

Senin, 02 Juni 2014

Tugas 3 Bahasa Indonesia

NAMA : ABDAN TAMIMI
NPM : 10211008
KELAS : 3EA12
JUDUL : BAHAYA, DAMPAK DAN PENYEBAB GLOBAL WARMING

IKHTISAR

Global Warming adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosferLaut, dan daratan Bumi.
Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap airkarbon dioksidasulfur dioksida dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat.
Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya.
Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan suhu rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F) dari suhunya semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global.
Para ilmuwan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara dari belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan Utara tersebut. Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area. Suhu pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk meningkat.
Daerah hangat akan menjadi lebih lembap karena lebih banyak air yang menguap dari lautan. Para ilmuwan belum begitu yakin apakah kelembapan tersebut malah akan meningkatkan atau menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkan karena uap air merupakan gas rumah kaca, sehingga keberadaannya akan meningkatkan efek insulasi pada atmosfer. Akan tetapi, uap air yang lebih banyak juga akan membentuk awan yang lebih banyak, sehingga akan memantulkan cahaya Matahari kembali ke angkasa luar, dimana hal ini akan menurunkan proses pemanasan (lihat siklus air). Kelembapan yang tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara rata-rata, sekitar 1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan. (Curah hujan di seluruh dunia telah meningkat sebesar 1 persen dalam seratus tahun terakhir ini). Badai akan menjadi lebih sering. Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola yang berbeda. Topan badai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari penguapan air, akan menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi, beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrem

tugas 2 bahasa indonesia

NAMA : ABDAN TAMIMI
KELAS : 3EA12
NPM : 10211008


TEMA : GLOBAL WARMING
JUDUL : BAHAYA, DAMPAK DAN PENYEBAB GLOBAL WARMING

KERANGKA KARANGAN


1. Pengertian Global warming
2. Dampak Global Warming
    2.1 Dampak Global Warming Bagi Manusia
    2.2 Dampak Global Warming Bagi Lingkungan
3. Hal-Hal Yang menyebabkan Global Warming
    3.1 Disebabkan Oleh Manusia
    3.2 Disebabkan Karna Bumi Kita Sudah Mulai tua
4. Pencegahan Global Warming
    4.1 Pencegahan Yang Dilakukan Oleh Manusia
    4.2 Cara-Cara Pencegahan Global Warming



Rabu, 26 Maret 2014

berpikir dan bernalar

Tugas Softskill Bahasa Indonesia 2
Berpikir dan Bernalar

Nama : Abdan Tamimi
NPM : 10211008
Kelas : 3EA12

·       Pendahuluan
Sekilas, jika kita menemukan istilah berpikir dan bernalar, secara mentah kemungkinan kita akan menganggap bahwa definisi dari keduanya adalah sama. Padahal jika kita telusur lebih jauh, kegiatan berpikir dan bernalar adalah berbeda. Walau keduanya sama-sama kegiatan yang menggunakan otak sebagai alat proses, namun menganggap dan memutuskan bahwa kegiatan berpikir dan bernalar adalah sama, rasanya masih kurang tepat. Kurang tepat seperti saat kita beranggapan bahwa kegiatan makan dan minum adalah sama. Padahal belum bisa dikatakan sama karena masih terdapat perbedaan mendasar yang bisa menjadi pembeda dari dua kegiatan yang memiliki hubungan erat satu sama lain tersebut.
·         Berpikir dan Bernalar
Berfikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak. Kegiatan berfikir juga melibatkan seluruh pribadi manusia dan juga melibatkan perasaan dan kehendak manusia. Memikirkan sesuatu berarti mengarahkan diri pada objek tertentu, menyadari kehadirannya seraya secara aktif menghadirkannya dalam pikiran kemudian mempunyai gagaan atau wawasan tentang objek tersebut.
Berfikir juga berarti berjerih – payah secara mental untuk memahami sesuatu yang dialami atau mencari jalan keluar dari persoalan yang sedang dihadapi. Dalam berfikir juga termuat kegiatan meragukan dan memastikan, merancang, menghitung, mengukur, mengevaluasi, membandingkan, menggolongkan, memilah – milah, atau membedakan, menghubungkan, menafsirkan, melihat kemungkinan – kemungkinan yang ada, membuat analisis dan sintesis, menalar, atau menarik kesimpulan dari premis – premis yang ada, menimbang dan memutuskan.
Kegiatan berfikir, biasanya dimulai ketika muncul keraguan dan pertanyaan untuk dijawab atau berhadapan dengan persoalan atau masalah yang memerlukan pemecahan. Kegiatan berfikir juga dirangsang oleh kekaguman dan keheranan dengan apa yang terjadi atau dialami. Dengan menimbulkan pertanyaan – pertanyaan untuk dijawab . jenis, banyak, sedikit, dan mutu pertanyaan yang diajukan bergantung pada minat, perhatian, sikap ingin tahu, serta bakat dan kemampuan subjek yang bersangkutan.
Setiap individu pasti memiliki cara berfikir yang berbeda. Perbedaan dalam cara berfikir dan pemecahan masalah merupakan hal yang nyata dan penting. Perbedaan ini mungkin sebagian disebabkan oleh factor pembawaan sejak lahir dan sebagian lagi berhubungan dengan taraf kecerdasan seseorang. Namun, jelas bahwa proses keseluruhan dari pendidikan formal dan pendidikan informal sangat mempengaruhi gaya berfikir seseorang di kemudian hari, di samping mempengaruhi pula mutu pemikirannya ( Leavitt, 1978 ).
Menurut Sudarminta, bernalar adalah kegiatan pikiran untuk menarik kesimpulan dari premis-premis yang sebelumnya sudah diketahui. Bernalar dapat mengambil bentuk induktif, deduktif, dan abduktif. Penalaran induktif merupakan proses penarikan kesimpulan yang berlaku umum dari rangkaian kejadian yang bersifat khusus. Penalaran deduktif meliputi penarikan kesimpulan khusus berdasarkan hukum atau pernyataan yang berlaku umum. Sedangkan penalaran abduktif (sebuah istilah yang diperkenalkan oleh Charles S. Pierce) merupakan suatu penalaran yang terjadi dalam merumuskan suatu hipotesis berdasarkan kemungkinan adanya korelasi antara dua atau lebih peristiwa yang sebelumnya sudah diketahui.
            Kegiatan bernalar merupakan aspek yang penting dalam berpikir. Akan tetapi, dengan menyamakan antara kegiatan berpikir dan bernalar, menurut Sudarminta, merupakan suatu penyempitan konsep berpikir. Penalaran sebagai kegiatan berpikir logis belum menjamin bahwa kesimpulan yang ditarik atau pengetahuan yang dihasilkan pasti bernilai benar. Walaupun penalarannya sudah sesuai dengan asas-asas logika, kesimpulan yang ditarik bisa saja salah disebabkan adanya kesalahan pula dalam premis-premis yang diambil sebagai dasar penarikan kesimpulan.
            Dalam bernalar, belumlah ada istilah benar dan salah, melainkan hanya betul atau keliru, sahih atau tidak sahih. Tolak ukur penilaiannya adalah asas-asas logika atau hukum penalaran. Tetapi jika kegiatan berpikir dimengerti secara luas dan menyeluruh, mulai dari penerapan indrawi, konseptualisasi atau proses pemahaman atas data yang diperoleh, serta berakhir dengan penegasan putusan,  dapat saja kita bicara tentang benar-salah dalam berpikir. Penalaran yang betul merupakan unsur yang amat penting dalam kegiatan berpikir, dan dapat menunjang kegiatan berpikir yang benar.


            Kegiatan bernalar meliputi beberapa tahapan. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
·         Mengerti: tahap ketika seseorang memahami segala aspek dari objek yang diamati.
·         Memutuskan: menetapkan kesimpulan sementara berdasarkan fakta-fakta yang ada (hipotesis nol).
·         Menyimpulkan: memberikan kesimpulan yang pasti mengenai objek yang diamati setelah fakta-fakta yang ada diuji kembali kebenarannya.

SUMBER
http://amandapraharani.blogspot.com/2014/03/tugas-softskill-bahasa-indonesia-2.html

http://srinurjanahapriani.blogspot.com/2014/03/berpikir-dan-bernalar.html