Tugas Softskill Bahasa Indonesia 2
Berpikir dan Bernalar
Nama : Abdan
Tamimi
NPM :
10211008
Kelas :
3EA12
· Pendahuluan
Sekilas, jika kita menemukan istilah berpikir
dan bernalar, secara mentah kemungkinan kita akan menganggap bahwa definisi
dari keduanya adalah sama. Padahal jika kita telusur lebih jauh, kegiatan
berpikir dan bernalar adalah berbeda. Walau keduanya sama-sama kegiatan yang
menggunakan otak sebagai alat proses, namun menganggap dan memutuskan bahwa
kegiatan berpikir dan bernalar adalah sama, rasanya masih kurang tepat. Kurang
tepat seperti saat kita beranggapan bahwa kegiatan makan dan minum adalah sama.
Padahal belum bisa dikatakan sama karena masih terdapat perbedaan mendasar yang
bisa menjadi pembeda dari dua kegiatan yang memiliki hubungan erat satu sama
lain tersebut.
·
Berpikir dan Bernalar
Berfikir
adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak. Kegiatan berfikir juga
melibatkan seluruh pribadi manusia dan juga melibatkan perasaan dan kehendak
manusia. Memikirkan sesuatu berarti mengarahkan diri pada objek tertentu,
menyadari kehadirannya seraya secara aktif menghadirkannya dalam pikiran
kemudian mempunyai gagaan atau wawasan tentang objek tersebut.
Berfikir
juga berarti berjerih – payah secara mental untuk memahami sesuatu yang dialami
atau mencari jalan keluar dari persoalan yang sedang dihadapi. Dalam berfikir
juga termuat kegiatan meragukan dan memastikan, merancang, menghitung,
mengukur, mengevaluasi, membandingkan, menggolongkan, memilah – milah, atau
membedakan, menghubungkan, menafsirkan, melihat kemungkinan – kemungkinan yang
ada, membuat analisis dan sintesis, menalar, atau menarik kesimpulan dari
premis – premis yang ada, menimbang dan memutuskan.
Kegiatan
berfikir, biasanya dimulai ketika muncul keraguan dan pertanyaan untuk dijawab
atau berhadapan dengan persoalan atau masalah yang memerlukan pemecahan.
Kegiatan berfikir juga dirangsang oleh kekaguman dan keheranan dengan apa yang
terjadi atau dialami. Dengan menimbulkan pertanyaan – pertanyaan untuk dijawab
. jenis, banyak, sedikit, dan mutu pertanyaan yang diajukan bergantung pada
minat, perhatian, sikap ingin tahu, serta bakat dan kemampuan subjek yang
bersangkutan.
Setiap
individu pasti memiliki cara berfikir yang berbeda. Perbedaan dalam cara
berfikir dan pemecahan masalah merupakan hal yang nyata dan penting. Perbedaan
ini mungkin sebagian disebabkan oleh factor pembawaan sejak lahir dan sebagian
lagi berhubungan dengan taraf kecerdasan seseorang. Namun, jelas bahwa proses
keseluruhan dari pendidikan formal dan pendidikan informal sangat mempengaruhi
gaya berfikir seseorang di kemudian hari, di samping mempengaruhi pula mutu
pemikirannya ( Leavitt, 1978 ).
Menurut Sudarminta, bernalar adalah kegiatan pikiran untuk
menarik kesimpulan dari premis-premis yang sebelumnya sudah diketahui. Bernalar
dapat mengambil bentuk induktif, deduktif, dan abduktif. Penalaran induktif
merupakan proses penarikan kesimpulan yang berlaku umum dari rangkaian kejadian
yang bersifat khusus. Penalaran deduktif meliputi penarikan kesimpulan khusus
berdasarkan hukum atau pernyataan yang berlaku umum. Sedangkan penalaran
abduktif (sebuah istilah yang diperkenalkan oleh Charles S. Pierce) merupakan
suatu penalaran yang terjadi dalam merumuskan suatu hipotesis berdasarkan
kemungkinan adanya korelasi antara dua atau lebih peristiwa yang sebelumnya
sudah diketahui.
Kegiatan
bernalar merupakan aspek yang penting dalam berpikir. Akan tetapi, dengan
menyamakan antara kegiatan berpikir dan bernalar, menurut Sudarminta, merupakan
suatu penyempitan konsep berpikir. Penalaran sebagai kegiatan berpikir logis
belum menjamin bahwa kesimpulan yang ditarik atau pengetahuan yang dihasilkan
pasti bernilai benar. Walaupun penalarannya sudah sesuai dengan asas-asas
logika, kesimpulan yang ditarik bisa saja salah disebabkan adanya kesalahan
pula dalam premis-premis yang diambil sebagai dasar penarikan kesimpulan.
Dalam
bernalar, belumlah ada istilah benar dan salah, melainkan hanya betul atau
keliru, sahih atau tidak sahih. Tolak ukur penilaiannya adalah asas-asas logika
atau hukum penalaran. Tetapi jika kegiatan berpikir dimengerti secara luas dan
menyeluruh, mulai dari penerapan indrawi, konseptualisasi atau proses pemahaman
atas data yang diperoleh, serta berakhir dengan penegasan putusan, dapat
saja kita bicara tentang benar-salah dalam berpikir. Penalaran yang betul
merupakan unsur yang amat penting dalam kegiatan berpikir, dan dapat menunjang
kegiatan berpikir yang benar.
Kegiatan
bernalar meliputi beberapa tahapan. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
· Mengerti:
tahap ketika seseorang memahami segala aspek dari objek yang diamati.
· Memutuskan:
menetapkan kesimpulan sementara berdasarkan fakta-fakta yang ada (hipotesis
nol).
· Menyimpulkan:
memberikan kesimpulan yang pasti mengenai objek yang diamati setelah
fakta-fakta yang ada diuji kembali kebenarannya.
SUMBER
http://amandapraharani.blogspot.com/2014/03/tugas-softskill-bahasa-indonesia-2.html
http://srinurjanahapriani.blogspot.com/2014/03/berpikir-dan-bernalar.html